Limpah terkadang menjadi hangat dalam mencari siapa yang difikirkan.
Semangkuk kecil di dalam diri tidak bisa menampong kembara perjalanan namun pemberian tetapkan ada untuk secangkir ujian.
Mana hujan yang mengkuyupkan fikiran?
Bertawassul-lah untuk suatu ketenangan dan termakbul..
Kerak mengecut tanda cair pada Sang periok.
Ungkapan si Toman melegar-legar sisir untuk renungan sesuatu Salawat.
Berbisikkan tangga-tangga kecil liku demi liku bertatih sampai ke atas.
Rambut panjang mengurai tanda hati bergelojak, bergetar, menggigil kesejukan
dibias Fansuri.
Filsafat diri terungkap dengan hembusan si naga-naga Sari
Berdiri, bergolak, berpasak mungkinkan jatuh?
Terus berdiri! angkat Tanganmu... angkat Tanganmu...
Berdiri menopok dada melalui Titian Kedamaian yang terakhir untuk sekujur Roh yang dipinjamkan Sempurna..
Kemenangan! Kemenangan! Kemenangan!
di SISI-NYA....
